PERISTIWA

Kekeringan Meluas di Bojonegoro: BPBD Distribusikan 252 Tangki Air Bersih

BojonegoroKekeringan yang meluas di Kabupaten Bojonegoro menyebabkan krisis air bersih yang semakin parah. Untuk mengatasi masalah ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro melakukan distribusi 252 tangki air bersih ke berbagai desa yang terdampak. Langkah ini sebagai respons cepat terhadap kebutuhan mendesak warga yang menghadapi kekurangan air.

Kepala Pelaksana BPBD Bojonegoro, Laela Noer Aeny, menjelaskan bahwa distribusi tangki air ini merupakan bagian dari upaya penanganan darurat untuk membantu masyarakat. “Kami menyadari betapa beratnya kondisi kekeringan ini bagi warga. Oleh karena itu, kami melakukan distribusi 252 tangki air bersih ke desa-desa yang paling parah terkena dampak,” katanya. Ia juga menambahkan bahwa distribusi ini di fokuskan pada desa-desa yang mengalami krisis air terburuk.

Dia juga menyampaikan, pada musim kemarau tahun ini Pemkab Bojonegoro menyediakan alokasi anggaran untuk 591 tangki air bersih.

Petugas BPBD bersama relawan telah mengidentifikasi lokasi-lokasi prioritas dan melakukan pengiriman air secara bergiliran untuk memastikan semua area mendapatkan pasokan yang cukup. “Kami bekerja sama dengan berbagai pihak untuk memastikan pengiriman air berjalan lancar dan tepat waktu,” tambahnya

Data di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro menyebutkan, hingga akhir Agustus 2024 ada 31 desa yang mengalami krisis air bersih .

Kekeringan yang melanda Bojonegoro di sebabkan oleh curah hujan yang sangat rendah dan musim kemarau yang berkepanjangan. Selain mengandalkan bantuan tangki air, BPBD juga mendorong masyarakat untuk menghemat penggunaan air dan mengoptimalkan sumber-sumber air yang ada.

Dengan adanya distribusi tangki air bersih ini, masyarakat Bojonegoro di harapkan dapat sedikit meringankan beban mereka selama masa kekeringan. BPBD akan terus memantau situasi dan melakukan evaluasi untuk menentukan langkah-langkah lebih lanjut yang diperlukan. Keberhasilan dalam penanganan krisis ini akan sangat bergantung pada kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan semua pihak terkait.

(abi)

Nur Abidah

Recent Posts

Perum Perhutani KPH Nganjuk Berkolaboraasi Dalam Sistem Komando Penanganan Bencana

NGANJUK, Jatim.News -- Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Nganjuk menghadiri Rapat Koordinasi (Rakor) Kesiapsiagaan…

9 jam ago

Sore di Kabupaten Sukses Digelar, GPKP Siap Jadi Pusat Aktivitas Pesilat dan Destinasi Wisata Baru

MADIUN, Jatim.News -- Pemerintah Kabupaten Madiun melalui Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga telah menyelesaikan penyelenggaraan…

2 hari ago

UPN “Veteran” Jawa Timur Tingkatkan Kompetensi Guru SDN Kraton lewat Pelatihan Membuat Bahan Ajar Berbasis Gim Daring

Yogyakarta, Jatim.News -- Dalam rangka mendukung pembelajaran berbasis hybrid (daring-luring), UPN “Veteran” Jawa Timur, yang…

2 hari ago

Dari Kraton Yogyakarta hingga Malioboro: Berburu Variasi Pelafalan Bahasa Indonesia

Yogyakarta, Jatim.News -- Program Studi Linguistik Indonesia Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur (UPNVJT) melaksanakan…

2 hari ago

Perhutani KPH Jombang Perkuat Sinergi Bersama Satradar 405 Ploso

JOMBANG, Jatim.News -- Perhutani (Kesatuan Pemangkuan Hutan) KPH Jombang, perkuat sinergi bersama, Satuan Radar (Satrad)…

2 hari ago

Kapolres Madiun Launching Inovasi Pelayanan Publik: Mobil SiGAPP dan PESILAT Satreskrim

MADIUN, Jatim.News – Kapolres Madiun AKBP Kemas Indra Natanegara, S.H., S.I.K., M.Si. secara resmi melaunching…

3 hari ago