PENDIDIKAN

Dewan Pendidikan Jatim Ajukan Tinjau Ulang Program Karyawisata demi Efektivitas

Jatim.news – Dewan Pendidikan Jawa Timur mengajukan peninjauan ulang terhadap program karyawisata demi meningkatkan efektivitas dan keselamatan siswa. Langkah ini diambil menyusul insiden tragis yang menimpa empat pelajar SMP Negeri 7 Kota Mojokerto yang meninggal dunia akibat terseret ombak di Pantai Drini, Kabupaten Gunungkidul, D.I Yogyakarta, pada Selasa, 28 Januari 2025.

Sebanyak 13 siswa SMPN 7 Kota Mojokerto terseret ombak di Pantai Drini, Kabupaten Gunungkidul, D.I.Yogyakarta saat mengikuti program outing class pada Selasa (28/1). Sembilan orang berhasil diselamatkan, sedangkan tiga orang lainnya ditemukan dalam keadaan meninggal dunia Selasa (28/1). Satu korban terakhir ditemukan juga meninggal dunia, Rabu (29/1).

Anggota Dewan Pendidikan Jawa Timur, Suko Widodo, menyatakan keprihatinannya atas musibah tersebut dan menekankan pentingnya pengawasan yang lebih ketat terhadap kegiatan karyawisata. Ia menyarankan agar program karyawisata memanfaatkan objek wisata yang tidak jauh dari wilayah Jawa Timur untuk mengurangi risiko perjalanan jauh.

“Di Jatim cukup banyak lokasi yang dikunjungi. Nah, itu harusnya dioptimalkan wilayah di Jatim. Jadi intinya perencanaan harus matang. Sebelum berangkat, pihak dinas harus mempelajari perencanaan. Setelah diaudit perencanaan, baru keluar izin,” ujarnya.

“Saya setuju outing tetapi dengan catatan. Sejauh ini misalnya outing tidak diaudit secara komprehensif, misalnya kualitas kendaraannya seperti apa, pengin ngirit tetapi malah kemudian ada kecelakaan,” katanya. Terutama, lanjut Suko Widodo, pengawasan terhadap kegiatan karyawisata, semua mestinya dibuka tahapan apa yang dilakukan, kemudian siswa disiapkan, jangan dibiarkan siswa dilepas.

Selain itu, pembimbing seharusnya diambilkan dari tenaga profesional, kalau guru pendamping tidak cukup paham dengan laut, maka dicarikan orang yang paham dunia laut. “Intinya, outing tidak sekadar rekreasi tetapi ada proses edukasi dan pengalaman lingkungan,” ujarnya.

Suko Widodo juga menekankan bahwa pembimbing karyawisata seharusnya diambil dari tenaga profesional yang memahami kondisi alam, terutama jika kegiatan dilakukan di daerah berisiko seperti pantai. Ia berharap pengalaman musibah ini tidak terulang lagi dan program karyawisata dapat berjalan dengan lebih aman dan edukatif.

(abi)

Nur Abidah

Recent Posts

Menyikapi Lonjakan PBB-P2 Jombang Secara Rasional dan Inklusif

OPINI, Jatim.News -- Lonjakan PBB-P2 di Jombang hingga ratusan—bahkan seribu—persen memang nyata dirasakan warga: sejumlah…

3 hari ago

Dewan Pendidikan Kabupaten Jombang 2025–2030: Mengapa Prinsip Keberlanjutan Terabaikan?

OPINI, Jatim.News -- Dewan Pendidikan Kabupaten Jombang merupakan lembaga mandiri yang dibentuk sebagai wadah partisipasi…

1 minggu ago

Kolaborasi TNI dan Perhutani Jombang Gelar Rakor di Makodim 0810 Nganjuk

NGANJUK, Jatim.News -- Perhuutani (Kesatuan Pemangkuan Hutan) KPH Jombang bersama Dandim 0810/Nganjuk, gelar Rakor (Rapat…

1 minggu ago

Disdikbud Jombang Gelar Workshop Pengenalan Warisan Budaya

JOMBANG, Jatim.News -- Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Jombang menggelar Workshop Pengenalan Warisan Budaya…

2 minggu ago

Devisi Regional Jatim Lantik ADM Perhutani Jombang

JOMBANG, Jatim.News -- Dalam rangka peningkatan pribadi rimbawan yang dapat membanggakan, Perum Perhutani Divisi Regional…

2 minggu ago

Beras Murah Meluncur ke Kabupaten Madiun, Kapolres Madiun Lepas 35,7 Ton Sekaligus

MADIUN, Jatim.News–Kapolres Madiun AKBP Kemas Indra Natanegara memberangkatkan secara serentak total 35.750 kilogram beras murah…

2 minggu ago