Surabaya – Sepanjang periode Januari hingga 16 Oktober 2024, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mencatat sebanyak 321 kasus kebakaran. Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Surabaya, Laksita Rini Sevriani, menyebutkan bahwa puncak musim kemarau pada September-Oktober 2024 menjadi periode dengan kasus kebakaran terbanyak, terutama di lahan terbuka.
Faktor utama penyebab kebakaran di lahan kosong adalah suhu tinggi, angin kencang, dan aktivitas pembakaran sampah oleh masyarakat. Selain itu, banyak kebakaran terjadi di pemukiman akibat korsleting listrik. Oleh karena itu, warga diimbau untuk selalu mematikan alat elektronik yang tidak digunakan dan tidak menumpuk steker listrik.
Pemkot Surabaya juga aktif melakukan sosialisasi dan simulasi penanganan kebakaran, mengajarkan warga cara memadamkan api pada tiga menit pertama yang sangat krusial.
“Pada 3 menit pertama itu menentukan, apakah api berpotensi membesar atau tidak. Warga sudah kita latih, jika terkait dengan kompor, mereka memadamkan dengan karung goni atau handuk basah, atau yang memiliki apar bisa langsung memadamkan,” ujar Laksita.
Hasilnya, dari beberapa kasus kebakaran yang terjadi, warga setempat berhasil memadamkan api. DPKP Surabaya yang meninjau lokasi pun tinggal melakukan pembasahan
Ia mengatakan saat ini masyarakat semakin aktif untuk mengikuti pelatihan maupun proaktif melaporkan kejadian kebakaran melalui Command Center (CC) 112.
Selain menangani kebakaran, DPKP Surabaya juga telah melakukan 1.249 evakuasi, terdiri atas 707 evakuasi hewan, 254 evakuasi orang, 70 evakuasi kendaraan, 3 evakuasi bangunan, 143 evakuasi objek alam, dan 72 evakuasi objek lain jenis.
(abi)