Ponorogo – Sejumlah pedagang sapi di Pasar Hewan Jetis, Ponorogo, merasa kecewa setelah mendapati pasar hewan tersebut ditutup sementara pada Jumat, 10 Januari 2025. Penutupan ini dil akukan oleh Pemerintah Kabupaten Ponorogo untuk mencegah penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) yang sedang merebak di wilayah tersebut.
Meskipun informasi penutupan telah di umumkan dua hari sebelumnya, beberapa pedagang mengaku tidak mengetahui hal tersebut dan terpaksa kembali ke rumah dengan ternak mereka. Suyadi, seorang pedagang sapi asal Kecamatan Siman, menyatakan kekecewaannya karena tidak mendapatkan informasi penutupan pasar.
Mereka yang terlanjur membawa ternaknya untuk dijual terpaksa kembali ke rumah. “Tahunya pasar tutup, ya, pas sampai sini tadi. Mau bagaimana lagi, ya, pulang saja. Semoga wabah ini segera berakhir agar harga sapi kembali normal,” ujar Suyadi, pedagang sapi asal Kecamatan Siman.
Kepala Bidang Pengelolaan Pasar Dinas Perdagangan, Koperasi, dan UMKM Ponorogo, Okta Hariyadi, menjelaskan bahwa penutupan Pasar Hewan Jetis berlangsung mulai 8 hingga 21 Januari 2025. Kebijakan ini di ambil sesuai instruksi Bupati Ponorogo untuk menekan penyebaran PMK yang telah menjangkiti lebih dari 340 ekor sapi di 16 kecamatan.
“Kebijakan ini sesuai instruksi Bupati Ponorogo untuk mencegah penyebaran PMK yang sedang merebak. Meski berat, kami harus tetap menutup pasar sementara,” kata Okta saat di temui di lokasi. Okta menambahkan, pihaknya telah melakukan sosialisasi mengenai penutupan pasar. Namun, ia mengakui masih ada pedagang yang belum mendapatkan informasi tersebut.
Para pedagang berharap agar wabah PMK segera mereda sehingga aktivitas perdagangan di pasar hewan dapat kembali normal dan harga sapi stabil. Pemerintah Kabupaten Ponorogo juga di harapkan dapat memberikan solusi bagi para pedagang yang terdampak oleh penutupan pasar ini.
(abi)