Pembelajaran Daring Tuai Kontroversi, Pemkot Blitar Pikir Ulang Demi Arema

Pertandingan Arema FC vs Borneo FC Samarinda beberapa waktu lalu di Stadion Soepriadi Blitar. (Foto : Winanto/beritajatim.com)
Pertandingan Arema FC vs Borneo FC Samarinda beberapa waktu lalu di Stadion Soepriadi Blitar. (Foto : Winanto/beritajatim.com)

Blitar, Jatim.News – Pemerintah Kota Blitar tengah menghadapi gelombang protes dari masyarakat setelah memberlakukan kebijakan pembelajaran daring demi mendukung agenda klub sepak bola Arema. Kebijakan ini memicu berbagai reaksi dari berbagai kalangan, termasuk orang tua siswa, tenaga pendidik, hingga pengamat pendidikan.

Pemkot Blitar akhirnya memutuskan untuk mempertimbangkan ulang kebijakan tersebut. Kepala Dinas Kota Blitar Dindin Alinurdin, dalam sebuah pernyataan,  memastikan tidak akan memberlakukan pembelajaran kembali meski Arema FC menggelar laga di Stadion Soeprijadi Kota Blitar.

” Pembelajaran daring ini nantinya mungkin hanya berlaku untuk beberapa sekolah yang ada di dekat lokasi stadion tempat laga Arema FC tergelar,” ucap Didin, Selasa (20/8/2024).

Namun tidak hanya untuk menjaga keamanan para siswa, pembelajaran daring ini juga sebagai pelaksanaan pembelajaran dengan metode Teknologi Informasi. Namun dari hasil evaluasi yang terlaksana, ternyata sistem pembelajaran tersebut hasilnya tidak optimal.

Secara keseluruhan pelaksanaan pembelajaran daring ini, terlaksana dengan baik, namun ada beberapa hal yang menjadi catatan.

1. Masih menganggap pembelajaran daring di rumah sebagai libur sekolah
2. Murid/orang tua tidak memiliki alat (laptop/HP)
3. Biaya yang menjadi beban orang tua (akses internet)
4. Keterbatasan sarpras di sekolah.

(abi)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *