JOMBANG, Jatim.News — Aktivis berharap tidak ada lagi campur tangan keluarga dalam kepemimpinan lima tahun kedepan di Kota Santri.
Harapan tersebut agar menjadikan kota Santri menjadi Kota yang bersih dan semua keputusan memprioritaskan kepentingan orang banyak.
Bukan tanpa alasan, harapan itu dilontarkan lantaran geram terhadap sepakterjang keluarga Pemimpin yang cawe – cawe dalam setiap kebijakan maupun kepentingan pribadi yang sudah berjalan lima tahun lalu di Kota Santri.
Cawe – Cawe keluarga terhadap kebijakan rotasi hingga pembagian berkat paket maupun pembelanjaan bukan menjadi rahasia lagi sejak lima tahun di Kota Santri.
Bahkan tidak hanya itu, proses ijin mulai dari ijin Perumahan, Pabrik hingga toko modern tidak lepas dari cengkraman keluarga.
Harapan beras tersebut dilontarkan Dwi Andika selaku Ketua LSM Almatar yang selama ini aktif dalam mengritisi keputusan – keputusan di Kota Santri.
Menurutnya, lima tahun yang sudah berjalan cukup menjadi pelajaran dan koreksi bagi kita semua atas kinerja pimpinan.
Hal itu sudah menjadi catatan dan koreksi agar kedepanya di kota Santri menjadi lebih baik lagi. Dan campur tangan keluarga tidak ada lagi di kota santri.
“Sudah bukan menjadi rahasia lagi, campur tangan keluarga di semua lini di Kota santri ini jangan sampai terulang kembali. Kota santri harus bersih dan semua keputusanya berpihak kepada semua. Catatan hitam ini biarkan berlalu, maka kedepan jangan sampai seperti itu lagi,” tegas Dwi, Kamis (15/11/2024).
Bahkan beberapa unit usaha di Kota Santri juga menjadi wilayah bagi bagi berkat dari orang – orang terdekat dari pimpinan sehingga unit usaha tersebut tidak mampu berkembang dengan baik.
Tidak hanya itu, bahkan bantuan usaha yang seharusnya dapat mengembangkan usaha malah menjadi bancaan yang hingga kini masih ditangani penegak.
Seharusnya jika unit usaha – usaha ini dapat dikelola dengan baik pasti akan dapat memberikan dampak positif bagi berjalanya Kota Santri.
“Orang terdekat ditempatkan di lini – lini strategis di dalam beberapa unit usaha sudah menunjukan betapa besar hasrat cengkraman kekuasaan. Tidak masalah jika mampu bekerja dengan baik, bukan malah menjadi hama yang hanya mencari untung saja,” tambahnya.
Ia berharap, masih Dwi, agar pimpinan kedapan tidak ada lagi campur tangan keluarga dan secara profesional dalam mengelola kota Santri.
“Kami berharap hal ini tidak terulang lagi, dan pimpinan kedepan mampu bersikap profesional dalam setiap keputusanya dan tidak mementingkan kepentingan keluarga maupun kelompok,” pungkasnya. (red)