Inovasi Budidaya Lobster: Pemkab Sumenep Perkuat Kerja Sama dengan Singapura

Ilustrasi - Seorang petugas memperlihatkan seekor lobster budi daya yang berada di Modeling Budi Daya Lobster di Balai Perikanan Budi Daya Laut, Batam, Kepulauan Riau, Rabu (9/10/2024). (ANTARA)
Ilustrasi - Seorang petugas memperlihatkan seekor lobster budi daya yang berada di Modeling Budi Daya Lobster di Balai Perikanan Budi Daya Laut, Batam, Kepulauan Riau, Rabu (9/10/2024). (ANTARA)

Sumenep – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, Jawa Timur, mengumumkan kerja sama dengan perusahaan asal Singapura, Stemcell United Limited, untuk mengembangkan budidaya lobster di Kepulauan Sumenep. Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo, menyatakan bahwa investasi ini akan berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi daerah dan kesejahteraan masyarakat.

“Kami optimistis bahwa perusahaan ini menjadi pioner pengembangan blue economy di Kabupaten Sumenep, sehingga investasi yang ramah lingkungan hendaknya mendapat dukungan semua pihak,” katanya.

Ia menuturkan, pertemuan antara Pemkab Sumenep dengan manajemen dan pemilik perusahaan asal Singapura tersebut telah terlaksana beberapa waktu lalu.

Bacaan Lainnya

Orang nomor satu di lingkungan Pemkab Sumenep ini lebih lanjut menuturkan, bahwa perusahaan asal Singapura itu tertarik berinvestasi dan bekerja sama dengan Pemkab Sumenep karena beberapa pertimbangan.

Kerja sama ini melibatkan investasi sebesar Rp16,4 triliun dengan konsep ekonomi biru yang ramah lingkungan. Perusahaan Singapura tersebut tertarik berinvestasi di Sumenep karena laut di wilayah ini sangat bersih dan layak untuk budidaya serta pembenihan. Selain itu, perusahaan ini juga akan membutuhkan banyak tenaga kerja lokal untuk keberlangsungan budidaya perikanannya.

“Pemkab Sumenep tentu mendukung investasi di bidang perikanan ini, mengingat perusahaan itu membutuhkan banyak tenaga kerja yang melibatkan masyarakat lokal untuk keberlangsungan budidaya perikanannya,” kata bupati.

Perusahaan ini, sambung bupati juga telah bekerja sama dengan Bandar Laut Dunia (Balad) grup untuk mengembangkan budi daya 10 juta lobster dengan total kebutuhan tenaga kerja sekitar 30 ribu orang. “Kami yakin kerja sama ini tidak hanya menguntungkan dari sisi ekonomi makro, tapi mikro, karena prasyarat yang kami ajukan adalah pemberdayaan para pekerja lokal yang ada di Sumenep ini,” katanya.

Dengan adanya kerja sama ini, diharapkan Sumenep dapat menjadi pionir dalam pengembangan ekonomi perikanan yang berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

(abi)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *