Kisah Haru Gadis Yatim Piatu di Mojokerto yang Idap Kanker Uterus

Oktavia Dwi Rahmadani tergolek lemah karena mengidap kanker uterus.
Oktavia Dwi Rahmadani tergolek lemah karena mengidap kanker uterus.

Mojokerto – Seorang gadis yatim piatu di Kota Mojokerto, Jawa Timur, saat ini tengah berjuang melawan penyakit kanker uterus yang di deritanya. Gadis berusia 18 yang bernama Oktavia Dwi Rahmadani sangat memprihatinkan saat Kanker uterus yang ia derita terdiagnosis pada tahap lanjut, membuat kondisi kesehatannya semakin memburuk dari hari ke hari.

Tubuh Oktavia sangat kurus hingga nyaris tinggal kulit dan tulang. Ia hanya tergolek lemas di atas kasur tempat tidurnya. Benjolan di perutnya akibat kanker uterus kian membesar. Bicaranya pun semakin kurang jelas. Penyakitnya ini membuatnya terpaksa putus sekolah.

“Tahun kemarin putus sekolah, kelas 1 SMK. Saya minta berhenti, saya bilang ke sekolah kalau tak ada biaya. Juga karena dia sering pingsan di sekolah,” kata Septi kepada wartawan di rumahnya, Kamis (29/8/2024).

Bacaan Lainnya

Oktavia merupakan anak kedua dari 2 bersaudara pasangan Riyono Sentot dan Sumirah. Ia menjadi yatim piatu setelah ayahnya meninggal tahun 2014, ibunya menyusul pada tahun 2015. sejak saat itu sang kakak kandung, Septi Kustanti (32) yang mengasuhnya.

Mereka kini tinggal di rumah sederhana di Lingkungan Kuwung, RT 02 RW 03, Kelurahan Meri, Kranggan, Kota Mojokerto. Di rumah ini, hanya ada Oktavia, Septi, serta 2 anak Septi. Sebab Septi menjanda sejak Oktober 2023. Janda 2 anak ini bekerja di kios minuman di Skywalk Alun-alun Wiraraja, Kota Mojokerto. Upahnya hanya Rp 35.000/hari.

Kanker uterus pada perut Oktavia sejatinya di ketahui sejak 2022. Ia menemukan benjolan kecil di perutnya saat menjajal seragam SMK barunya. Sang kakak pun memeriksakannya ke RSPAL dr Ramelan, Surabaya. Benar saja, dokter mendiagnosanya terjangkit kanker uterus.

Sejak saat itu, kata Septi, Oktavia belum tersentuh pengobatan sama sekali. Karena ia mengamati adiknya makan seperti biasa, badannya tetap gemuk, serta terlihat sehat.

Kanker mulai mengganas sekitar April 2024 karena tubuh Oktavia semakin kurus. Puncaknya awal Agustus lalu, kondisinya benar-benar memburuk sampai lumpuh. Saat itu lah Septi melarikan adiknya ke RUSD dr Wahidin Sudiro Husodo, Kota Mojokerto menggunakan KIS. Oktavia di izinkan pulang setelah mendapatkan transfusi 5 kantong darah dan di opname sekitar 4 hari.

Kini, Septi hanya bisa menyesal karena tak segera mengobatkan adiknya. Terlebih dokter menyatakan kanker uterus terlanjur menggerogoti tubuh Oktavia. Namun, ia enggan patah semangat. Di dukung kerabat dan teman-temannya, ia berencana membawa adiknya ke RSUD dr Soetomo, Surabaya.

Harapannya bisa di operasi di ambil benjolannya di Surabaya. dia juga minta (oleh Pemkot Mojokerto) membantu mengawalnya sampai dia dapat penanganan di Surabaya.

(abi)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *