Bojonegoro Siap Tembus Pasar Global: Kauje dan CEC Jelaskan Potensi Ekspor Ekonomi Kreatif

Kauje bersama CEC menggelar Kegiatan diskusi yang memaparkan peluang potensi ekspor di Bojonegoro, Minggu (19/1/2025). (ANTARA)
Kauje bersama CEC menggelar Kegiatan diskusi yang memaparkan peluang potensi ekspor di Bojonegoro, Minggu (19/1/2025). (ANTARA)

Bojonegoro – Pada Minggu, 19 Januari 2025, Keluarga Alumni Universitas Jember (Kauje) bersama Creative Economy Center (CEC) menggelar diskusi di Bojonegoro untuk memaparkan peluang ekspor ekonomi kreatif. Acara ini terhadiri oleh puluhan peserta dari pelaku ekonomi kreatif dan anggota Kauje, yang mengikuti kegiatan secara gratis.

Ketua Panitia Kauje Koordinator Daerah Bojonegoro, Sofan Solikin, menjelaskan bahwa diskusi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang peluang ekspor bagi pelaku ekonomi kreatif. Ia menekankan pentingnya mengubah pandangan bahwa Indonesia hanya sebagai eksportir bahan baku menjadi eksportir produk jadi, terutama di Bojonegoro yang memiliki potensi sumber daya alam melimpah.

“Kegiatan itu terikuti oleh puluhan peserta baik dari pelaku ekonomi kreatif dan juga anggota Kauje secara gratis, sehingga peserta tidak dipungut biaya atau iuran apapun dan selama kegiatan berlangsung,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima di Jember, Minggu malam.

Bacaan Lainnya

Potensi Sumber Daya Alam (SDA) Bojonegoro yang luar biasa perlu di imbangi dengan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) agar pelaku ekonomi kreatif bisa naik kelas ke tingkat ekspor.

Produk-produk seperti kayu, kain ecoprint, produk herbal, dan makanan kering di Bojonegoro memiliki peluang besar untuk diekspor ke Eropa dan Australia. Narasumber Arif Purwanto menekankan pentingnya pemetaan dan riset sebelum memasuki dunia ekspor untuk memastikan kelayakan dan keberlanjutan bahan baku.

Ketua CEC, Adib Nurdiyanto, juga mengingatkan pelaku ekonomi kreatif untuk lebih semangat mengikuti fasilitasi sertifikat HACCP dan uji laboratorium sebagai syarat administrasi ekspor. Dengan kegiatan ini, di harapkan pelaku ekonomi kreatif di Bojonegoro dapat naik kelas dan menembus pasar global.

“Mapping perlu di laksanakan untuk menganalisa ketertarikan dari beberapa negara yang selanjutnya di susul dengan riset kapasitas produksi terkait bahan baku yang berkelanjutan,” katanya.

(abi)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *