Surabaya – Tri Rismaharini, calon Gubernur Jawa Timur, mengungkapkan solusi untuk mengatasi masalah mahasiswa yang putus kuliah akibat harus bekerja. Dalam acara Deklarasi Banteng Lawas di Surabaya, Risma menekankan bahwa kuliah sambil bekerja bukanlah halangan dan bisa dilakukan bersamaan, seperti yang ia alami saat menempuh pendidikan di Belanda.
Risma menceritakan pengalamannya bekerja sebagai tukang cuci piring sambil kuliah di Belanda. “Aku dulu kuliah ya sama kerja, bahkan aku waktu di Belanda aku menjadi tukang cuci piring. Kenapa harus malu? bener aku dulu kuliah sambil kerja,” ujarnya. Ia juga berbagi kisah bagaimana ia menawarkan jasa desain bangunan untuk mendapatkan penghasilan tambahan saat masih menjadi mahasiswa arsitektur.
Lebih lanjut, Risma menekankan pentingnya program pelatihan khusus dan beasiswa untuk membantu mahasiswa yang harus bekerja. Ia menyebutkan bahwa pelatihan di bidang teknis yang cepat dan tepat sasaran bisa menjadi solusi efektif. “Saya pernah mengasih beasiswa 1 tahun kepada anak untuk belajar di bidang khusus di IT. Ternyata setelah dia lulus 1 bulan dan saya bulan ke-3 mencari sudah tidak ada. Dia sudah bekerja ke mana-mana,” jelas Risma.
Risma juga menyoroti pentingnya pengakuan atas capaian pembelajaran yang diperoleh melalui pengalaman kerja, yang dikenal sebagai Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL). Program ini memungkinkan mahasiswa yang putus kuliah untuk melanjutkan pendidikan mereka tanpa harus mengulang seluruh mata kuliah.
Dengan solusi-solusi tersebut, Risma berharap dapat membantu mahasiswa yang terpaksa putus kuliah karena harus bekerja, sehingga mereka tetap bisa menyelesaikan pendidikan mereka dan meningkatkan kualitas hidup mereka di masa depan.
