Banyuwangi – Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Banyuwangi, Sugirah, menegaskan bahwa pergelaran Banyuwangi Batik Festival (BBF) 2024 merupakan wujud komitmen pemerintah daerah untuk terus mendorong ekosistem batik lokal. Acara yang berlangsung di kawasan wisata Hutan De Djawatan, Desa Cluring, pada 18-19 Oktober 2024 ini, tidak hanya memukau para penggemar batik lokal, tetapi juga berperan penting dalam mengembangkan ekonomi kreatif daerah.
BBF 2024 menampilkan 60 busana batik motif “Jenon” yang memiliki bentuk ketupat, hasil kreasi dari 20 perancang dan perajin batik daerah. Sugirah mengapresiasi para pelaku batik lokal yang konsisten mengembangkan batik sebagai warisan budaya yang berharga. “Batik bukan sekadar kain biasa, namun warisan budaya yang menjadi jati diri Banyuwangi,” ujarnya.
Ketua Asosiasi Perajin dan Pengusaha Batik Banyuwangi Sekar Jagad Blambangan, Dedy Wahyu Hernanda, menjelaskan bahwa perpaduan motif “Jenon” dan “Jaranan Buto” memiliki filosofi mendalam. Bentuk ketupat dari motif Jenon bermakna kesadaran manusia untuk senantiasa memohon ampun atas kekhilafan, sementara Jaranan Buto mewakili sifat buruk yang menyebabkan kekhilafan tersebut.
Dengan 44 motif batik yang terus dikembangkan, termasuk Gajah Oling, Kangkung Setingkes, dan lainnya, Banyuwangi terus mengeksplorasi motif-motif baru dari kearifan lokal daerah. BBF 2024 menjadi bukti nyata komitmen Pemkab Banyuwangi dalam melestarikan dan memajukan batik lokal.
(abi)