JOMBANG, Jatim.News — Yayasan Bhanu Yasa Sejahtera (YABHYSA) Peduli TBC Kabupaten Jombang menggandeng Dinas Kesehatan serta Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa menggelar Konferensi Pers bertajuk Pernyataan Bersama Upaya Kolaborasi Penanggulangan Tuberkulosis (TBC) di Hotel Yusro, Senin (4/12/2023).
Konferensi Pers ini bermaksut menunjukkan bahwa di Jombang sudah ada Tim Penanggulangan TBC dan Yayasan Bhanu Yasa Sejahtera (YABHYSA) Jombang termasuk dalam tim tersebut. Dengan adanya tim tersebut harapannya semua bisa berkolaborasi dan berkontribusi dalam upaya penanggulangan TBC di Jombang.
Selain itu, YABHYSA juga menggandeng pemangku kepentingan yaitu DPMD untuk melaksanakan kegiatan kolaborasi kegiatan sosialisasi atau penyuluhan terkait TBC di Masyarakat. Dengan adanya kegiatan tersebut, harapan nya sekaligus melaksanakan kegiatan penjaringan suspek ataupun pelacakan ke Masyarakat dengan demikian mendapatkan terduga TBC sebanyak – banyaknya.
Kegiatan di Masyarakat tersebut, tidak hanya dilakukan oleh Kader YABHYSA maupun Kader Puskesmas, tetapi harapan nya kader PKK dan kader KPMD juga ikut berkontribusi dalam menjembatani kegiatan yang ada di Desa.
Kepala bidang P2PM Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang, Haryo Purwono menjelaskan berdasarkan analisa situasi TBC di Kabupaten Jombang bulan Januari s/d November 2023 untuk jumlah terduga TBC sebanyak 16.117 (dari target 13.532) sehingga persentase nya adalah 119%.
“Jadi capaian SPM sudah memenuhi target yaitu 119%. Dari terduga TBC 16.117, kasus ternotifikasi nya 2.130. Dari kasus ternotifikasi TBC 2.130 yang diobati sebanyak 2.019 dari kasus TBC SO (1.982 kasus/87,40%) dan dari kasus TBC RO (37/43,94%) sedangkan untuk treatment coverage = 76%,” jelas Haryo dalam paparanya.
Kabupaten Jombang juga sudah ada Surat Keputusan Bupati No: 188.4.45/337/415.10.1.3/2023 tentang Tim Percepatan Penanggulangan Tuberkulosis yang ditandangani pada tanggal 6 Oktober 2023 lalu.
“Dalam tim tersebut Yayasan Bhanu Yasa Sejahtera (YABHYSA) Kab Jombang termasuk dalam anggota di bidang penemuan dan pengobatan TBC. Dengan adanya tim tersebut harapannya semua bisa berkolaborasi dan berkontribusi,” tambah Haryo Purwono.
Selain itu, Nuning Fitriana selaku perwakilan dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Kabupaten Jombang menjelaskan bahwa desa juga memiliki peran penting dalam penanggulangan TBC. Desa juga memiliki anggaran dana desa. Semua anggaran merupakan kewenangan Desa. DPMD memiliki peran dalam pembinaan ke tingkat desa dalam penguatan kelembagaan Masyarakat (PKK, Posyandu, RT/RW).
“Desa bisa membuat program sesuai dengan isu di Desa masing masing, dari isu tersebut desa melihat data kasus yang ada di desa, setelah itu desa akan mengalokasikan dana Desa untuk isu yang ada di Desa,” ungkapnya.
Nuning berharap desa membuat program kerja yang bagus kemudian output nya bisa dilaksanakan dan kegiatan semua melibatkan Masyarakat yang ada di Desa.
“Selain itu, harapannya kegiatan kelembagaan bisa fokus terkait ke isu TBC, agar eliminasi TBC 2030 bisa terwujudkan. DPMD juga akan berkolaborasi dengan YABHYSA untuk melaksanakan kegiatan sosialisasi atau penyuluhan di Desa,” pungkasnya.
Sementara itu, KetuaTim DPPM Jombang dr. Hexa berkenyakinan penyakit TBC dapat diberantas asal semua elemen yang berkepentingan dapat bekerja sama dan berkolaborasi.
“Penyakit TBC bisa diberantas, asal semua elemen pemangku kepentingan bergerak, berkolaborasi dan berkontribusi karena semua tanggung jawab bersama” tambah Hexa selaku Ketua Tim DPPM Jombang.
Tidak hanya itu, Ida Sukarsih selaku Ketua YABHYSA Jombang menjelaskan jika peran komunitas (YABHYSA Peduli TBC Kab Jombang) adalah peningkatan kapasitas kader YABHYSA dalam penanggulangan TBC, pelaksanaan penemuan kasus melalui investigasi kontak rumah tangga dan penyuluhan, pengantaran spesimen dahak, pendampingan pasien hingga sembuh, pengantaran obat anti tuberkulosis (OAT), pelacakan pasien.
Selain itu, Novi Kusrini, S.Kep, Ners selaku Wasor Dinas Kesehatan Kab Jombang menyampaikan dalam upaya penanggulangan TBC di Kab Jombang ini berkolaborasi dengan lintas sektor, pemangku kepentingan, dan media untuk menyampaikan isu TBC dengan tujuan meningkatkan kesadaran Masyarakat agar tidak ada stigma dan mindset kurang baik terhadap penderita penyakit TBC. (tyo)