Dosen Universitas Ciputra Raih Penghargaan atas Inisiatif Kampung Jahit di Porong Sidoarjo

Dr Sri Nathasya Br Sitepu, Dosen Program International Business Management Universitas Ciputra
Dr Sri Nathasya Br Sitepu, Dosen Program International Business Management Universitas Ciputra

Sidoarjo – Dr. Sri Nathasya Br Sitepu, S.E., M.Ec.Dev., seorang dosen dari Universitas Ciputra, menerima penghargaan atas inisiatifnya dalam mengembangkan Program Kampung Jahit Arumpreneur di Desa Glagaharum, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo Pada 19 November 2024. Program ini bertujuan untuk memberdayakan ekonomi keluarga melalui pengembangan keterampilan menjahit yang dimiliki oleh ibu rumah tangga di wilayah tersebut.

Selanjutnya, Program Kampung Jahit Arumpreneur melibatkan 15 mahasiswa dari berbagai program studi di Universitas Ciputra, termasuk International Business Management, Fashion Design and Business, serta Hotel and Tourism Business. Kegiatan ini mencakup pelatihan pembuatan pola gamis modern, padu-padan warna, kewirausahaan, serta berbagai aspek bisnis seperti pengemasan, promosi, dan pengelolaan data.

Melalui pelatihan menjahit, produksi gamis, dan pemasaran, ibu-ibu rumah tangga di Desa Glagaharum kini dapat meningkatkan pendapatan hingga Rp1.500.000 per bulan, membuka butik, dan menjalin kemitraan bisnis.

Bacaan Lainnya

“Program Kampung Jahit Arumpreneur ini sekaligus menegaskan peran penting pendidikan tinggi dalam mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan,” kata Nathasya, Selasa (19/11/2024).

Salah satu pencapaian penting dari program ini adalah partisipasi para peserta dalam Surabaya Great Expo di Exhibition Hall Grand City Mall Surabaya pada 14 Agustus 2024, di mana produk gamis dan hijab buatan peserta mendapat sambutan positif dari masyarakat. Kepala Desa Glagaharum, M. Saifulloh Asy’ari, juga memberikan apresiasi tinggi terhadap upaya mahasiswa dan dosen Universitas Ciputra dalam membangun desa melalui program ini.

Nathasya menambahkan, program ini juga mengatasi tantangan ekonomi di Desa Glagaharum akibat kehilangan pekerjaan utama sebagai petani.

(abi)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *