Warisan Majapahit Era Prabu Hayam Wuruk: Candi Gayatri di Tulungagung Ambruk

Tim arkeologi dari BPCB Trowulan melakukan penelitian struktur dan dimensi Candi Gayatri yang sudah rusak di Boyolangu, Tulungagung, Jawa Timur, Selasa (6/7/2021). Penelitian itu bertujuan untuk mengkaji kelayakan pemugaran candi kuno tempat perabuan Putri Gayatri atau Rajapadmi Gayatri, nenek dari Raja Hayam Wuruk yang memerintah Kerajaan Majapahit pada abad XIII (1359-1389 M)
Tim arkeologi dari BPCB Trowulan melakukan penelitian struktur dan dimensi Candi Gayatri yang sudah rusak di Boyolangu, Tulungagung, Jawa Timur, Selasa (6/7/2021). Penelitian itu bertujuan untuk mengkaji kelayakan pemugaran candi kuno tempat perabuan Putri Gayatri atau Rajapadmi Gayatri, nenek dari Raja Hayam Wuruk yang memerintah Kerajaan Majapahit pada abad XIII (1359-1389 M)

Tulungagung, Jatim.NewsCandi Gayatri, salah satu peninggalan bersejarah dari Kerajaan Majapahit yang terletak di Tulungagung, di laporkan ambruk pada Selasa akibat kondisi bangunan yang semakin rapuh. Candi yang berdiri pada era Prabu Hayam Wuruk ini telah lama menjadi saksi bisu kejayaan Majapahit, namun kini sebagian besar strukturnya runtuh.

Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah IX Jawa Timur melakukan studi teknis pemugaran Candi Gayatri yang terletak di Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. struktur Candi Gayatri mayoritas menggunakan bahan baku bata merah kuno.

Candi Gayatri merupakan warisan yang di bangun pada masa pemerintahan Prabu Hayam Wuruk, seorang raja besar Majapahit yang terkenal karena kejayaannya. Candi ini di dedikasikan untuk Gayatri Rajapatni, nenek Prabu Hayam Wuruk, yang juga di kenal sebagai tokoh penting dalam sejarah Majapahit. Selama bertahun-tahun, candi ini menjadi salah satu simbol penting dari kejayaan Majapahit di Tulungagung.

Bacaan Lainnya

Untuk perbaikan atau pemugaran, Ratna selaku Ketua Tim Studi Teknis Pemugaran Candi Gayatri, menyebut ada dua metode yang bisa di lakukan yakni kontekstual dan konseptual. “Jadi, ada beberapa ahli yang terlibat dalam studi teknis ini, ada arkeolog juga yang mengumpulkan data,” tuturnya.

Meskipun demikian, Ratna mengatakan tidak tahu pasti kapan pemugaran dapat terlaksana. Hal ini karena mereka juga melakukan pemugaran di tempat lain.

Dengan ambruknya Candi Gayatri, perhatian kini tertuju pada upaya pelestarian candi-candi lainnya yang tersebar di seluruh Nusantara, mengingat pentingnya menjaga warisan budaya yang menjadi identitas bangsa.

(abi)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *