Sidoarjo – Plt Bupati Sidoarjo, Subandi, mengadakan diskusi terbuka dengan para pemuda Sidoarjo untuk membahas strategi pengembangan Kabupaten Sidoarjo. Acara yang berlangsung di Kafe Kopilogi, Pagerwojo, atas undangan Pemuda Muhammadiyah Sidoarjo.
Dalam sambutannya, Subandi menekankan pentingnya peran generasi muda dalam pembangunan daerah. “Kita perlu mempersiapkan generasi muda yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga mampu memimpin dan berdaya saing di dunia kewirausahaan,” ujar Subandi.
Subandi juga menyampaikan akan berkomitmen untuk meningkatkan gaji pegawai non-ASN minimal Rp 3,5 juta, jauh lebih baik dari angka sekitar Rp 2 juta yang berlaku saat ini, Tak hanya soal kesejahteraan tenaga kerja, pengembangan olahraga di Sidoarjo juga menjadi topik diskusi.
Calon Bupati Sidoarjo Subandi pun menyebutkan tiga pilar konsep pembangunan Kabupaten Sidoarjo. Tiga gagasan besar ini akan menjadi fondasi dalam memajukan Kabupaten Sidoarjo ke depan, Pertama, grand design pembangunan. Cabup Subandi menyatakan Sidoarjo harus punya perencanaan jelas. Program-program pembangunan tidak hanya tertuang dalam RPJMD atau dokumen perencanaan lain. Perlu grand design untuk menguatkan langkah-langkah strategis. Pembangunan tidak lagi sekadar menghabiskan anggaran APBD.
Kedua, selain grand desain, Kabupaten Sidoarjo harus punya master plan smart city. Digitalisasi telah merasuk ke berbagai bidang. Perencanaan, pelaksanaan, hingga pengawasan pembangunan tidak akan lepas dari teknologi digital. Lebih-lebih pelayanan publik di berbagai sektor. Semuanya di perkuat agar masyarakat bisa mengakses layanan pemerintah dengan mudah, transparan, dan efisien.
Ketiga, menguatkan fondasi birokrasi. Calon Bupati Sidoarjo Subandi menghimpun data tentang berapa banyak orang-orang pintar di Pemkab Sidoarjo. Doktor-doktor hebat, tidak sedikit yang belum mendapatkan tempat sesuai bidang keahliannya. Fondasi birokrasi, harus ditopang oleh merit system. Penataan aparatur sipil negara (ASN) dilakukan berdasar kualifikasi, kompetensi, dan kinerja.
Selain sesi diskusi dan pelatihan, acara ini juga menjadi ajang bagi para pemuda untuk membangun jaringan dan bertukar ide.
(abi)