Magetan – Riyono, anggota DPR RI dari Fraksi PKS, memiliki latar belakang yang kuat sebagai pejuang hak-hak petani dan nelayan. Lahir di Magetan pada 8 Juni 1979, Riyono berasal dari keluarga petani sederhana.
“Kemarin waktu ke Makkah memang ada do’a khusus saya agar bisa pulang dan mengabdi di kampung halaman,” terangnya.
Menurut dia, doa tersebut akhirnya terkabul. Ketika mencalonkan diri sebagai caleg DPR RI di Dapil Jatim 7 yang meliputi Magetan dia berhasil terpilih. “Dari PKS sebelumnya kosong,” tegas dia.
Sebelumnya, Riyono menempuh pendidikan di Universitas Diponegoro, Semarang, dan aktif dalam organisasi mahasiswa. Ia memiliki visi besar untuk menjadikan petani dan nelayan sebagai pilar utama ketahanan pangan dan tulang punggung ekonomi Indonesia. Di DPR, Riyono berkomitmen untuk memperjuangkan kebijakan yang mendukung akses pasar, pembiayaan, dan teknologi bagi para petani dan nelayan.
Sebagai anggota Komisi IV DPR RI, Riyono fokus pada sektor pertanian, kehutanan, maritim, perikanan, dan pangan. Ia berjanji untuk terus mengadvokasi kebijakan yang mendukung sektor-sektor ini dan memastikan petani serta nelayan mendapatkan akses terhadap teknologi modern dan subsidi yang memadai.
Selanjutnya, Riyono menyebut, berdasarkan data Badan Penyuluhan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) 2020 Kementerian Pertanian, jumlah petani muda di Indonesia yang berusia 20-39 tahun hanya berjumlah 2,7 juta orang. Jumlah itu hanya sekitar 8 persen dari total petani kita 33,4 juta orang. Sisanya lebih dari 90 persen masuk petani kolonial, atau petani yang sudah tua.
Kalau mau maju pertanian kita, PKS usulkan gaji petani muda kita, jadikan profesi petani menjanjikan. Lulusan pertanian jadikan petani sukses. Kita hitung saja, 2.7 juta petani muda yang siap berkorban katakan 1 juta x 5 juta x 12 bulan = 60 triliun. Angka yang kecil bagi cita-cita mewujudkan ketahanan dan swasembada pangan nasional,” imbuh Riyono.
(abi)