Kekeringan di Bojonegoro: BPBD Laporkan 57 Desa Krisis Air

Lahan pertanian di Kecamatan Sukosewu Bojonegoro, Jawa Timur alami kekeringan. (ANTARA)
Lahan pertanian di Kecamatan Sukosewu Bojonegoro, Jawa Timur alami kekeringan. (ANTARA)

Bojonegoro – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro melaporkan bahwa sebanyak 57 desa di 19 kecamatan mengalami kekeringan ekstrem. Kepala Pelaksana BPBD Bojonegoro, Laela Noer Aeny, menyatakan bahwa masyarakat di imbau untuk memanfaatkan air bersih sesuai kebutuhan primer. Pada bulan September, tercatat 107 desa mengalami kekeringan ekstrem, namun jumlah tersebut telah berkurang menjadi 57 desa.

“Masih ada 57 desa pada 19 kecamatan di Bojonegoro mengalami kekeringan, memanfaatkan air bersih sesuai kebutuhan primer,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bojonegoro, Laela Noer Aeny di Bojonegoro, Jawa Timur, Rabu.

Kekeringan tersebut tersebar di Kecamatan Ngasem sebanyak sembilan desa, Malo dua desa, Kepohbaru empat desa, Trucuk satu desa, Tambakrejo empat  desa, Kasiman satu desa, Sugihwaras enam desa dan Kecamatan Kapas satu desa.

Bacaan Lainnya

Selain itu, di Kecamatan Bubulan satu desa, Kedewan tiga desa, Ngambon empat desa, Sukosewu empat desa, Purwosari tiga desa, Ngraho satu desa, Kedungadem dua desa, Temayang satu desa, Kanor dua desa, Sumberejo tujuh desa dan Kecamatan Balen satu desa.

Distribusi air bersih telah di lakukan sejak Juni, dengan sekitar 1.800 tangki air bersih telah didistribusikan ke daerah-daerah yang membutuhkan. Meskipun beberapa wilayah sempat terguyur hujan, sumur warga masih belum terisi air dan belum bisa di manfaatkan.

“Hujan yang di sertai angin kencang dan petir juga perlu di waspadai masyarakat Bojonegoro, karena tercatat sembilan kecamatan terdampak bencana angin kencang selama dua hari kemarin,” katanya.

(abi)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *